Kecelakaan di rumah tangga dapat
dikelompokan menjadi 2 kelompok besar:
- murni kecelakaan ( trauma fisik, panas, kimia, dll)
- kedaruratan medik ( umumnya karena penyakit yang diderita seperti kejang, tidak sadar, ngamuk, dan sebagainya ).
1. Memar
Memar terjadi karena trauma/benturan
benda keras. Jatuh ke lantai terbentur meja tembok. Tanda yang terlihat adanya
benjolan pada bagian yang terantuk, kadang disertai wama kebiruan ( dapat
muncul esok hari ). Benjol dan kebiruan disebabkan karena pembuluh darah pada
bagian yang terkena benturan pecah dan darah masuk kejaringan sekitarnya. Cara
mengatasinya jika tidak ada luka langsung dikompres dingin pada bagian yang
terbentur. Hal ini untuk mencegah bertambah banyak darah yang merembes ke
jaringan. Pengompresan juga akan mengurangi udema (pembengkakan). Pada hari
berikut dilihat kondisi pembengkakan berkurang atau tidak. Pada periode ini
penatalaksanaan ditujukan untuk mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara
yang digunakan dengan memberikan kompres panas selama 3-5 menit, untuk
melebarkan pembutuh darah setempat, setelah itu dikompres dingin selama 1-2
menit. Hal ini dilakukan 4 - 5 kali sehari sampai bengkak menghilang. Hal yang
perlu diperhatikan saat melakukan kompres panas yakni suhu panas jangan sampai
menimbulkan luka bakar. Kompres panas dapat menggunakan air panas dalam kantong
atau dengan obat pemanas kulit ( salep/ krim / balsam ). Penggunaan obat yang
ditempatkan pada kulit perlu diperhatikan efeknya.
Memar dapat terjadi di semua bagian
tubuh. Untuk memar yang terjadi di sekitar mata, misalnya terkena tinju. Cara
penatalaksanaan sama yakni dalam 24 jam pertama diberikan kompres dingin,
selanjutnya kompres panas dingin berganti-ganti. Hal yang perlu diperhatikan
adalah penyebab dan kondisi memar mata yang dapat menimbulkan penyulit, misal
tulang dasar kepata retak atau tulang sekitar bola mata retak/patah. Untuk
memastikan biasanya diawali dengan melihat ukuran trauma, ada tidaknya gangguan
penglihatan. Jika diduga terjadi keadaan semacam ini maka harus segera dirujuk
ke rumah sakit.
2. Laserasi atau Luka Parut
Luka parut disebabkan karena benda
keras yang merusak permukaan kulit, misalnya karena jatuh saat berlari.
Permukaan kulit yang rusak mengakibatkan terjadi perdarahan. Banyaknya
perdarahan tergantung dari lokasi luka, dalam dan luas luka. Luka parut di
kepala ( misal terantuk ) umumnya minimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding
di tempat lain. Cara mengatasi luka parut, bila ada perdarahan dihentikan
terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa
steril atau saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka
dengan air dan sabun. Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang
cukup bersih. Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu,
atau benda lain ) keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah
sakit. Setelah bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine
atau kasa anti-infeksi.
3. Terpotong atau Teriris
Terpotong adalah bentuk lain dari
perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, bentuk lukanya teratur dan dalam,
perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah arteri yang putus
terpotong. Cara mengatasinya pertama, menangani perdarahan terlebih dahulu
yakni dilakukan dengan menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan
menggunakan kasa steril atau kain yang bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut
terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan
dilakukan dengan menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian antara
luka dan jantung secara melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong
kayu/ballpoint tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya
benar-benar kencang (lihat gambar 1). Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran
darah yang keluar dari luka. Setelah itu, luka ditutup dan rujuk ke rumah
sakit. Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di
tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian
ditutup kasa steril.
4. Luka Bakar
Luka Bakar sering terjadi di rumah
tangga di antaranya terkena api, tersiram air panas, minyak panas, sampai kuah
masakan yang panas. Berat ringan luka bakar sangat tergantung pada luas dan
dalam luka bakar tersebut. Luka bakar dibedakan atas, luka bakar kering umumnya
karena api, sengatan listrik, logam panas; luka bakar karena cairan panas, air
mendidih, uap panas, minyak panas, dll; luka bakar karena zat kimia, asam
pekat, alkali pekat, dll. Tanda-tanda luka bakar sesuai tingkat keparahannya,
yakni luka bakar ringan rasa panas dan nyeri, kemerah-merahan pada bagian yang
terkena panas, kadang-kadang ada pembengkakan. Luka bakar sedang cirinya bagian
yang terkena lebih dalam dari permukaan kulit, rasa panas dan nyeri lebih
hebat, selain kemerahan juga timbul gelembung yang berisi cairan. Luka bakar
berat cirinya jaringan yang terkena lebih dalam sampai jaringan di bawah kulit,
tampak ada jaringan yang mati ( kehitaman ). Hal yang perlu diperhatikan selain
kedalaman luka bakar juga luas permukaan kulit yang terkena trauma panas.
Semakin luas permukaan kulit yang terkena semakin membahayakan jiwa korban.
Penatalaksanaan luka bakar
tergantung pada tingkat keparahannya.
- Luka Bakar Ringan. Derajat ringan jika luas kurang dari 50% atau derajat sedang dengan dengan luas kurang dari 15 % atau derajat berat kurang dari 2%. Bagian yang terkena panas dikompres dengan air dingin atau dialiri air dingin. Bila terlalu luas segera rujuk kerumah sakit. Bagian yang melepuh jangan dipecah, tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan odol/kamfer, keadaan ini justru akan memperberat kondisi luka bakar dan akan menambah penderitaan, sebab saat membersihkan akan terasa sakit.
- Luka Bakar Sedang. Derajat ringan dengan luas lebih dari 50%, derajat sedang dengan luasc15-30%, atau derajat berat dengan luas lebih dari 2 % perlu segera dirujuk ke rumah sakit dengan menutupi bagian yang terkena panas.
- Luka Bakar Berat. Lebih parah dan lebih luas dari kondisi luka bakar sedang, segera rujuk ke rumah sakit yang lengkap. Obat-obatan yang diperlukan pada luka bakar, terutama bila permukaan kulit terbuka, adalah anti infeksi yang diberikan secara oles/topikal untuk mencegah kemungkinan terinfeksi. Hal lain yang perlu diperhatikan karena dapat mengancam korban luka bakar adalah kehilangan cairan tubuh (dehidrasi), karena permukaan kulit yang rusak, infeksi, cacat tubuh karena adanya jaringan parut akibat luka bakar (kontraktur). Untuk luka bakar karena zat kimia perlu penatalaksanaan khusus, secara umum luka bakar dialiri air dingin lebih lama ( 20 - 30 menit ), tutup dengan kain halus, dan rujuk ke rumah sakit.
5. Terkilir, Lepas Sendi, dan Patah
Tulang
Keadaan ini sering terjadi pada
anak-anak maupun orang dewasa. Cara mengatasi terkilir, pertama dilakukan
kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan sendi, kemudian dilakukan
pembalutan ketat dua lapis untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan.
Istirahatkan sampai bengkaknya hilang. Lepas sendi (luxasio) sering terjadi
pada usia lanjut, terutama sendi mandibula. Penatalaksanaan lepas sendi harus
dilakukan di rumah sakit oleh ahli ortopedi untuk mengembalikan sendi ke posisi
normal. Patah tulang (fracture) dapat tertutup dapat terbuka. Patah tulang terbuka
terjadi jika salah satu ujung tulang keluar permukaan kulit sehingga
menimbulkan luka. Patah tulang yang banyak terjadi dalam rumah tangga karena
jatuh dari atap, dari pohon, atau terpeleset. Pada wanita usia lanjut banyak
terjadi patah tulang di leher tulang paha ( colum femur ). Penatalaksanaan
patah tulang dilakukan di rumah sakit. Namun demikian, sebelum dirujuk ke rumah
sakit dapat dilakukan pertolongan pertama sebagai berikut: korban dibaringkan,
bagian tulang yang diperkirakan patah diistirahatkan, jangan sampai bergerak.
Untuk itu harus dilakukan pembidaian. Prinsip pembidaian adalah
"mematikan" dua persendian yang membatasi bagian tulang yang patah.
Pembidaian dilakukan agar bagian yang patah tidak bergerak atau bergeser. Pada
patah tulang terbuka selain tindakan seperti di atas, perdarahan dihentikan dan
luka ditutupi dengan kain steril atau kain bersih agar tidak terkontaminasi
bakteri. Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. Pada fraktur terbuka tidak boleh
menarik atau membetulkan bagian yang patah dan/atau memasukan ujung tulang yang
mencuat keluar.
6. Mimisan atau Perdarahan Hidung.
Kejadian ini sering terjadi pada
anak-anak, baik karena dikorek-korek atau karena hal lain (demam). Cara
mengatasi yang paling mudah dengan mendudukkan anak agak menunduk, cuping
hidung kanan kiri dipencet bersamaan, dan bernapas melalui mulut. Tunggu sampai
10 menit. Bila darah masih keluar, segera rujuk ke rumah sakit. Penggunaan cara
tradisional dengan daun sirih, dapat membantu menghentikan perdarahan karena
daun sirih mengandung zat yang menyempitkan pembuluh darah.
7. Pingsan (syncope)
Pingsan adalah suatu keadaan
seseorang kehilangan kesadarannya. Hal ini sering terjadi karena kondisi fisik
ataupun mental tidak baik. Cara mengatasi keadaan ini, sebelum melakukan tindakan
perhatikan pernapasannya. Bila masih bernapas segera baringkan dengan posisi
kepala lebih rendah dari dada dan kaki, pakaian yang kencang dilonggarkan.
Badan dihangatkan. Pingsan karena kejiwaan agak sulit ditangani sebab biasanya
disertai kejang ( misal dalam keadaan histeris ). Bila tidak bernapas, raba
nadinya, bila tidak teraba, lakukan resusitasi jantung paru. Bila tidak dapat
segera rujuk ke rumah sakit
8. Benda asing
Benda asing adalah benda yang tidak
biasa di dalam tubuh, seperti duri menusuk dan tertinggal dalam kulit,
biji-bijian yang dimasukkan ke dalam hidung telinga, telinga kemasukan
serangga, dan saluran napas tersumbat makanan. Kejadian yang sering dijumpai
adalah anak-anak yang memasukkan benda asing ke lubang hidung. Cara mengatasinya,
bila benda asing tidak terlalu besar, diusahakan untuk bersin. Caranya dengan
mencium bubuk merica. Jika dengan cara tersebut tidak berhasil segera dirujuk
ke rumah sakit. Jangan mengkorek atau menyemprot dengan air karena hal ini
dapat memperparah keadaan atau benda asing semakin dalam.
Jika ditemukan benda asing di
telinga, misalnya serangga harus dikeluarkan dengan meneteskan minyak mineral
(gliserin/parafin cair) atau obat tetes telinga, kemudian miringkan dan amati
benda asing tersebut keluar atau tidak. Bila tidak keluar, jangan melakukan
tindakan apapun sebab dapat merusak saluran atau selaput kendang telinga. Benda
asing di mata, prinsip jangan menggosok-gosok kelopak mata. Bila ada darah
segera rujuk ke rumah sakit. Bila debu yang halus, dapat dilakukan dengan
membalik kelopak mata, dengan ujung kapas atau saputangan yang dibasahi ambil
debu yang ada di mata. Dapat juga dilakukan dengan gelas pencuci mata, atau
dengan mengaliri air bersih. Bila benda asing menancap pada selaput lendir bola
mata, segera rujuk kerumah sakit. Benda asing dikulit, misal duri, bila ujung
duri masih teraba cabut dengan alat penjepit yang telah
dibersihkan/disucihamakan. Bila halus, duri bambu/kaktus/ulat bulu, dapat
dengan cara menempelkan plester pada kulit yang tercancap duri halus, kemudian
plester dicabut dengan cepat. Lakukan berulang-ulang sampai duri/bulu halus
tercabut semua. Bila Benda asing masuk ke dalam tenggorokan, sehingga menyumbat
saluran nafas, perlu dilakukan tindakan yang cepat dan segera. Pada bayi dengan
cara mengangkat kedua kaki dan tepuk punggungnya. Pada anak-anak, dengan cara
tengkurupkan pada lutut, atau kursi yang dibalik tepuk punggungnya. Pada anak
yang besar atau dewasa dengan metode Heimlich. Bila tidak berhasil segera rujuk
ke rumah sakit. Duri ikan yang tercancap ditenggorokan dapat diatasi dengan
menelan bakpao, atau nasi/ketan yang dikepal kemudian ditelan. Bila tidak
berhasil rujuk ke rumah sakit.
9. Keracunan.
Dalam rumah tangga keracunan dapat
terjadi karena makanan/minuman misal keracunan singkong, bongkrek, jengkol,
minuman lapen atau karena zat kimia seperti baygon, pemutih, racun tikus, dan
lainnya. Keracunanan makanan dan minuman ditandai dengan gangguan saluran
cerna, mual, muntah, sampai diare, kepala berputar-putar, pada keadaan yang
berat dapat terjadi gangguan gangguan pernapasan dan dapat meninggal dunia,
misalnya kejadian keracunan bongkrek di daerah Banyumas. Khusus untuk keracunan
karena makan jengkol, ditandai dengan gangguan saluran kemih, berupa nyeri dan
air seni sedikit. Cara mengatasi secara umum, bila baru terjadi dan korban
masih sadar, dengan mengeluarkan bahan makanan dari lambung dengan memacu
muntah. Caranya dengan mengorek tenggorokan dengan jari. Bila tidak sadar
segera rujuk ke rumah sakit, apalagi telah muncul tanda kebiruan (sianotis)
pada daerah-daerah ujung jari dan bibir. Untuk mengatasi keracunan kimiawi
diperlukan penatalaksanaan khusus dan hanya dilakukan di rumah sakit. Akan
sangat menolong bila korban yang dirujuk ke rumah sakit disertai dengan zat racun
yang diminum/dimakan. Beberapa cara tradisional yang dilakukan dengan minum air
kelapa muda dan sebagainya. Hal ini dapat dilakukan bila korban sadar. Jangan
sekali-kali memasukkan makanan-minuman melalui mulut pada keadaan pasien tidak
sadar.
10. Gigitan hewan, Sengatan Serangga dan
Racun dari Tumbuh-tumbuhan.
Kejadian gigitan/sengatan dari hewan
maupun tumbuhan dapat terjadi pada rumah tangga. Mulai dari hewan kecil,
seperti tungau, pinjal, lebah, nyamuk, kaki seribu, kelabang, sampai ular,
anjing. Akibat yang nyata terlihat adanya perlukaan pada kulit dan adanya tanda
peradangan ( merah bengkak, sakit/nyeri ). Pada kondisi yang lebih buruk dapat
terjadi kekakuan / kelumpuhan bagian yang terluka. Khusus pada gigitan ular
yang beracun ada dua lubang bekas masuknya taring ular berbisa. Cara mengatasi
gigitan hewan ( anjing, kucing, kera ) korban ditenangkan luka dicuci dengan
air bersih dan sabun, beri antiseptik balut, dan rujuk ke rumah sakit. Bila ada
perdarahan hentikan perdarahan dengan cara seperti luka potong atau luka sayat.
Jika luka karena sengatan serangga, segera lepas serangga dari tempat
gigitannya, dengan menggunakan minyak pelumas, atau terpentin atau minyak cat
kuku. Setelah terlepas (kepala dan tubuh serangga) luka dibersihkan dengan sabun
dan diolesi calamine atau krim antihistamin. Bila tersengat lebah, ambil
sengatnya dengan jarum halus, bersihkan dan oleskan krim antihistamin atau
kompres es bagian yang tersengat. Bila menunjukkan adanya tanda-tanda
membahayakan, seperti kepala berputar-putar, mual-muntah, pucat apalagi sampai
sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Sementara, penanganan gigitan ular
beracun dengan melakukan torniquet antara bekas gigitan dengan jantung,
istirahatkan bagian yang tergigit, seperti kita menangani patah tulang. Rujuk
ke rumah sakit. Jangan melakukan sayatan silang dan menghisap darah dari luka
sayatan tersebut, sebab selain membahayakan diri bagi yang menghisap darah,
juga akan menimbulkan luka infeksi pada korban.
Semoga bermanfaat buat para pembaca, Ingat Mencegah lebih baik daripada mengobati :-)
Semoga bermanfaat buat para pembaca, Ingat Mencegah lebih baik daripada mengobati :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar