Profesi
keperawatan berkembang karena tuntutan masyarakat serta perubahan
kebutuhan perawatan kesehatan dan kebijakan. Keperawatan berespons dan
beradaptasi terhadap perubahan, meemenuhi tantangan baru yang timbul.
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual, dan teori merupakan
aktivitas berfikir yang tinggi.
Keragaman
dari teori keperawatan, memberikn pemahaman bagi peserta didik masuk
kedalam perawatan klien, membuka wawasan pengetahuan dan menstimulasi
penemuan intervensi keperawatan yang baru. Kekuatan dari praktek
keperawatan terletak pada keragaman dari perawata itu sendiri,
pengalaman, komitmen dan profesi analismenya (Levine, 1995).
DEFINISI KEPERAWATAN DAN PERAWAT
Setelah baca buku konsep dasar keperawatan, di tambah dengan literatur dari beberapa materi yang telah di sampaikan oleh dosen-dosen saya maka akhirnya saya menemukan definisi dari perawat:
Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati
pengertian keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio
spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia.
Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut,
keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam dan
isinya untuk bertindak.
Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan
merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang
memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien. Dari
beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya
pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan professional, holistic
berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada
kode etik yang melandasi perawat professional secara mandiri atau memalui upaya
kolaborasi.
Definisi perawat menurut UU RI. No. 23 tahun 1992
tentang kesehatan, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui
pendidikan keperawatan. Tyalor C Lillis C Lemone (1989) mendefinisikan perawat
adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan
melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan.
Definisi perawat menurut ICN (international
council of nursing) tahun 1965, perawat adalah seseorang yang telah
menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di
negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yan bertanggung
jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita
sakit.
PARADIGMA KEPERAWATAN
Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan
atau memandang sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu
tingkah laku. (Adam Smith, 1975, cit Gaffar, 1997). Paradigma memberikan dasar
dalam melihat, memandang, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Paradigma keperawatan terdiri atas 4 konsep dasar
:
1. Keperawatan
2. Manusia
3. Lingkungan
4. Sehat-sakit
2. Manusia
3. Lingkungan
4. Sehat-sakit
A. Keperawatan
Lokakarya Keperawatan Nasional (1983) menyebutkan
bahwa keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional, yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan mencakup biopsikososio-spiritual yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun
sakit dalam siklus kehidupan manusia
Falsafah dalam keperawatan
1. Pelayanan keperawatan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan
2. Keperawatan memandang manusia secara holistic
3. Pelayanan keperawatan diberikan secara humanistic, menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian pada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi setiap manusia
4. Universal
5. Pelayanan memandang klien sebagai partner aktif
2. Keperawatan memandang manusia secara holistic
3. Pelayanan keperawatan diberikan secara humanistic, menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian pada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi setiap manusia
4. Universal
5. Pelayanan memandang klien sebagai partner aktif
Pelayanan keperawatan ditujukan untuk :
1. Mempertahankan kesehatan
2. Meningkatkan kesehatan
3. Menolong klien untuk mengatasi secara tepat masalah yang dihadapinya.
2. Meningkatkan kesehatan
3. Menolong klien untuk mengatasi secara tepat masalah yang dihadapinya.
Tujuan pelayanan keperawatan adalah untuk
:
Mencapai kemandirian klien dalam meningkatkan
status kesehatan secara optimal dengan pencegahan sakit dan peningkatan keadaan
sehat.
Peran dan Fungsi Perawat
Peran Perawat
Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989
peran perawat terdiri dari :
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.
2. Sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien
& kelg dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga
berperan dalam mempertahankan & melindungi hak-hak pasien meliputi :
- Hak atas pelayanan sebaik-baiknya
- Hak atas informasi tentang penyakitnya
- Hak atas privacy
- Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
- Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Sebagai educator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan
yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
4. Sebagai koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan,
merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan
sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan
klien.
5. Sebagai kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.
6. Sebagai konsultan
Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan
mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah
sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan
7. Sebagai pembaharu
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan
Fungsi Perawat
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung
pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara
sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan
kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan
pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada
perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang
bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi
ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam
pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.
Pelayanan keperawatan diberikan kepada pasien/klien :
1. Adanya kelemahan fisik dan mental,
2. Adanya keterbatasan pengetahuan
3. Kurangnya kemampuan
4. Kurangnya kemauan dalam melaksanakan kegiatan secara mandiri.
2. Adanya keterbatasan pengetahuan
3. Kurangnya kemampuan
4. Kurangnya kemauan dalam melaksanakan kegiatan secara mandiri.
Pelayanan keperawatan juga ditujukan kepada
penyediaan pelayanan kesehatan utama dalam usaha mengadakan perbaikan system
pelayanan kesehatan sehingga memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan
produktif Keperawatan mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia serta mempelajari berbagai upaya untuk mencapai kebutuhan dasar
tersebut.
Pelayanan keperawatan berpedoman pada :
1. Etika keperawatan
2. Standar keperawatan
3. Proses keperawatan
4. Berfokus pada klien
5. Berada dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan
6. Dikelola secara professional
2. Standar keperawatan
3. Proses keperawatan
4. Berfokus pada klien
5. Berada dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan
6. Dikelola secara professional
B. Manusia
1. Merupakan makhluk bio-psiko-sosio-spiritual
yang unik dan utuh dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani
dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan
tingkat perkembangannya. (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
2. Kebutuhan dasar berupa biologi, psikologi, sosial, cultural dan spiritual. Kebutuhan dasar manusia dijelaskan dalam hierarki Maslow
3. Mempunyai siklus hidup
4. Manusia mempunyai kapasitas untuk berpikir, belajar, bernalar, berkomunikasi dan mengembangkan budaya serta nilai
5. Manusia berperan positif terhadap perubahan lingkungan melalui adaptasi dan memperbesar potensi
6. Manusia sebagai sasaran pelayanan keperawatan, berpotensi secara aktif terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
7. Manusia adalah klien sebagai individu, keluarga dan masyarakat
2. Kebutuhan dasar berupa biologi, psikologi, sosial, cultural dan spiritual. Kebutuhan dasar manusia dijelaskan dalam hierarki Maslow
3. Mempunyai siklus hidup
4. Manusia mempunyai kapasitas untuk berpikir, belajar, bernalar, berkomunikasi dan mengembangkan budaya serta nilai
5. Manusia berperan positif terhadap perubahan lingkungan melalui adaptasi dan memperbesar potensi
6. Manusia sebagai sasaran pelayanan keperawatan, berpotensi secara aktif terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
7. Manusia adalah klien sebagai individu, keluarga dan masyarakat
Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik
sebagai satu kesatuan yang utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial dan
spiritual
Kebutuhan induvidu berdasarkan hierarki
Maslow :
Aktualisasi Diri
Harga Diri
Mencintai dan Dicintai
Keamanan dan Kenyamanan
Fisiologi
Kebutuhan dasar ini selanjutnya akan dibahas
lebih terperinci dalam mata kuliah KDM
Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang
berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik
secara perorangan maupun bersama-sama, di dalam lingkungan sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga sebagai fokus dalam pelayanan
keperawatan
1. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat
dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat
2. Keluarga merupakan suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki, mengabaikan masalah dalam kelompoknya sendiri
3. Masalah kesehatan dalam keluarga sangat bervariasi
4. Dalam perawatan pasien sebagai individu, keluarga tetap berperan dalam pengambilan keputusan dalam perawatan pasien
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam melakukan upaya kesehatan
2. Keluarga merupakan suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki, mengabaikan masalah dalam kelompoknya sendiri
3. Masalah kesehatan dalam keluarga sangat bervariasi
4. Dalam perawatan pasien sebagai individu, keluarga tetap berperan dalam pengambilan keputusan dalam perawatan pasien
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam melakukan upaya kesehatan
Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
keluarga, perlu diperhatikan sifat dari keluarga :
1. Keluarga mempunyai cara yang unik, reaksi yang
unik dalam menghadapi masalah
2. Keluarga sebagai satu kesatuan yang fungsinya sangat dipengaruhi zaman dan tempat
3. Keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang
2. Keluarga sebagai satu kesatuan yang fungsinya sangat dipengaruhi zaman dan tempat
3. Keluarga mempunyai siklus tumbuh kembang
Masyarakat sebagai klien
Masyarakat adalah pranata yangterbentuk karena
interaksi antara manusia dan budaya dalam lingkungannya, bersifat dinamis yang
terdiri dari individu, keluarga dan masyarakat.
C. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia, mencakup lingkungan interna dan lingkungan eksterna.
Lingkungan interna adalah lingkungan yang berasal daro dalam manusia itu
sendiri, mencakup faktor genetik, mutasi biologi, jenis kelamin, psikologis,
faktor predisposisi terhadap penyakit, faktor perilaku. Lingkungan eksterna
adalah lingkungan di sekitar manusia yang mencakup lingkungan fisik dan
biologis, lingkungan sosial, cultural dan spiritual.
Lingkungan di pengaruhi oleh tiga hal yaitu Agen, Hospes dan Lingkungan.
Agen adalah faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya penyakit, misalnya faktor biologi, mekanik dan kimiawi
Hospes adalah makhluk hidup yang dapat tertular
oleh penyakit
Lingkungan adalah faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan manusia dan agen.
D. Sehat dan sakit
Sehat adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental
dan sosial tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan (WHO). Sehat
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU no.23/92).
Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998)
1. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam
menentukan kesehatan
2. Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk sehat
3. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus, kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.”
4. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.
5. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
6. Sehat adalah penerimaan terhadap diri.
2. Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk sehat
3. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus, kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.”
4. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.
5. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
6. Sehat adalah penerimaan terhadap diri.
Faktor yang berkontribusi terhadap
kesehatan
1. Perawatan diri yang baik
2. Pencegahan terhadap penyakit/cedera
3. Menggunakan potensial intelektual
4. Manajemen stress dan mengekspresikan emosi secara baik
5. Hubungan interpersonal yang baik
6. Peduli terhadap lingkungan dan kondisi sekitarnya
2. Pencegahan terhadap penyakit/cedera
3. Menggunakan potensial intelektual
4. Manajemen stress dan mengekspresikan emosi secara baik
5. Hubungan interpersonal yang baik
6. Peduli terhadap lingkungan dan kondisi sekitarnya
Konsep Sakit
Sakit merupakan keadaan terganggunya fungsi tubuh yang
normal, baik fungsi fisiologis maupun fungsi sosialnya.
Kategori penyimpangan normal :
1. Penyakit organik dan fungsional
2. Penyakit keturunan
3. Penyakit kongenital
4. Penyakit infeksi
5. penyakit defisiensi
6. Penyakit metabolik
7. Neoplastik
8. Traumatik
9. Penyakit okupasional
2. Penyakit keturunan
3. Penyakit kongenital
4. Penyakit infeksi
5. penyakit defisiensi
6. Penyakit metabolik
7. Neoplastik
8. Traumatik
9. Penyakit okupasional
E. Promosi kesehatan :
1. Memotivasi orang untuk menghindari penurunan
fungsi /kesehatan
2. Tingkat primer : promosi kesehatan dan proteksi spesifik melawan penyakit
3. Secondary : deteksi secara dini, intervensi bagi yang terkena sakit, termasuk mencegah komplikasi dan kecacatan
4. Tertier : berfokus pada rehabilitasi dan mengembalikan pada level optimum
TREN KEPERAWATAN
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
2. Tingkat primer : promosi kesehatan dan proteksi spesifik melawan penyakit
3. Secondary : deteksi secara dini, intervensi bagi yang terkena sakit, termasuk mencegah komplikasi dan kecacatan
4. Tertier : berfokus pada rehabilitasi dan mengembalikan pada level optimum
TREN KEPERAWATAN
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar